BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem
pendidikan modern, fungsi guru sebagai agen penyampai pesan-pesan pendidikan
tampaknya perlu dibantu dengan media pendidikan, agar proses belajar mengajar
pada khususnya dan proses pendidikan padaumumnya dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Hal itu disebabkan antara
lain, materi pendidikan yang akan disampaikan semakin beragam dan luas
mengingat perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Dewasa ini guru
bukanlah satu satu-satunya sumber belajar dan penyampaipesan-pesan pendidikan.
Namun berkembang melalui media-media pendidikan yang beragam dan bervariasi
sebagai alat bantu pendidikan, juga berfungsi sebagai penyalur pesan-pesan
pendidikan.
Oleh karena
itu guru dalam melaksanakan pembelajaran haruslah berusaha untuk selalu
mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar. Ini dikarenakan, jika sumber
belajar dan bahan ajar yang diterima oleh siswa semakin beragam maka siswa
dalam mengikuti pembelajaran akan antusias dan juga akan membantu siswa untuk
lebih mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hal
inilah yang akan dibahas pada makalah ini, dengan judul “Pengembangan Sumber
Belajar dan Bahan Ajar”.
B. Perumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengertian, tujuan, fungsi serta
optimalisasi sumber belajar?
2.
Bagaimana konsep rinci dari bahan ajar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian, tujuan, fungsi dan
optimalisasi sumber belajar.
2.
Untuk mengetahui konsep rinci dari bahan ajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sumber Belajar
1.
Pengertian
Sumber Belajar
Istilah sumber
belajar (learning resource) dan bahan ajar (teaching-materia)
memang sudah tidak asing di telinga kita. Berikut ada beberapa
devinisi sumber belajar dan bahan ajar, yaitu :
Arief S. Sadiman dalam makalahnya yang berjudul
Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran
(2004) mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan,
teknik, dan latar.
Selain itu dari sumber website bced
mendefinisikan bahwa sumber belajar adalah informasi yang disajikan dan
disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar
sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah
dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari
berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Menurut Association for Educational Communications and
Technology (AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang
dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk
gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Dan menurut Association
Educational Comunication and Tehnology AECT (As’ari, 2007) sumbr belajar yaitu
berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT (Suratno, 2008) meliputi semua
sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam
bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas
belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata
tempat.
Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian Sumber
Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit
diarahkan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya
yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2.
Tujuan sumber belajar
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan
dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang bertujauan dapat membantu siswa
dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas
apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari
berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Dengan
demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan
sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah
laku. Bertolak dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa sumber belajar adalah tempat atau lingkungan sekitar, benda,
dan orang yang mengandung informasi yamg dapat digunakan sebagai wahana bagi
peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Dari pengertian sumber belajar dapat
ditemukan kata kunci:
a. tempat
atau lingkungan
b. benda,
orang
c. mengandung
informasi
d. perubahan
tingkah laku peserta didik.
Dari pengertian tersebut maka sumber
belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar
yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan
tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang
berarti sumber belajar, misalnya lingkungan fisik; perpustakaan, pasar, museum,
sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
Sedangkan lingkungan non fisik; suasana belajar; tenang, ramai, lelah.
b. Benda yaitu segala benda yang
memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda
itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda
peninggalan lainnya.
c. Orang yaitu siapa saja yang memiliki
keahlian tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang
bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli
geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan yaitu segala sesuatu yang
berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dll yang dapat digunakan
untuk belajar.
e. Buku yaitu segala macam buku yang
dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai
sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi
dan lain sebagainya.
f. Peristiwa dan fakta yang sedang
terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya
yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.
Menurut
segi pengembangannya, sumber belajar ada dua macam, yaitu;
a. Learning
Resources by design (sumber belajar yang dirancang sengaja dipergunakan
untuk keperluan pengajaran, atau setelah diadakan seleksi).
b. Learning
Resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak dirancang untuk kepentingan
tujuan belajar/pengajaran), yaitu segala macam sumber belajar (lingkungan) yang
ada disekeliling sekolah dimanfaatkan guna memudahkan peserta didik yang sedang
belajar. Sifatnya incidental/seketika. Misalnya tokoh, pahlawan, masjid, pasar
dan sebagainya.
Sumber
belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber
belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat
memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan
alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang
atau buku yang tidak ada artinya apa-apa.
Tempat, benda, orang, bahan, buku, peristiwa dan fakta
tidak akan menjadi sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik maupun guru
apabila tidak diorganisasi melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang
dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak, maka
tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar
tempat, benda, orang atau buku yang tidak bermakna apa-apa. Kemudian, dari
segi nilai kegunaan untuk mencapai tujuan pengajaran, perlu dipahami
jenis-jenis sumber belajar yang dibutuhkan untuk pengajaran misalnya;
a. Penggunaan
sumber belajar dalam rangka memotivasi, khususnya untuk
meningkatkan motivasi peserta didik yang rendah semangat belajar.
b. Penggunaan
sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran misalnya dengan cara
memperluas atau memperjelas pelajaran (bahan pengajaran) dengan sesuatu sumber
belajar yang relevan.
c. Penggunaan
sumber belajar dalam rangka mendukung program pengajaran yang melibatkan
aktifitas penyelidikan. Misalnya, sesuatu sumber belajar yang dapat
diobservasi, dianalisis, diidentifikasi, didata dan sebagainya.
d. Penggunaan
sumber belajar yang dapat membantu pemecahan suatu masalah.
e. Penggunaan
sumber belajar untuk mendukung pengjaran presentasi, misalnya: penggunaan alat,
pendekatan dan metode, strategi pengjaran dan sebagainya.
3.
Lingkungan sebagai Sumber Belajar.
Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar
dalam proses pembelajaran terdiri dari: lingkungan sosial dan lingkungan fisik
(alam). Sesuai dengan namanya lingkungan sosial dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran yang berkaitan dengan kesosialan dan kemanusiaaan sehingga
ilmu-ilmu yang telah mereka dapatkan di bangku sekolah dapat terealisasikan
dalam kehidupan nyata. Sedangkan lingkungan fisik (alam) memberikan kontribusi
dalam pembelajaran yang berkaitan dengan penanaman pemahaman siswa tentang
gejala-gejala alam yang terjadi disekitarnya serta dapat menumbuhkan rasa
memiliki sehingga mereka akan mempunyai kesadaran untuk memelihara dan
melestarikan alam. Sehingga dari keseluruhan proses pembelajaran yang
dilaksanakan dirasa lebih bermakna.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan dua cara yaitu:
melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan dan membawa
lingkungan ke dalam kelas. Cara yang pertama dapat ditempuh dengan
melakukan survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya.
Selanjutnya cara yang kedua dapat ditempuh dengan menghadirkan nara sumber
untuk menyampaikan materi ke dalam kelas, dan lain-lain
4. Fungsi Sumber Belajar
Dengan memperhatikan pengertian dan tujuan yang telah
disampaikan di atas, maka sumber belajar memiliki beberapa fungsi diantaranya
adalah:
a.
Sumber
belajar dapat meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jelas, yaitu dapat
mempercepat laju belajar yang dialami oleh peserta didik sehingga setidaknya
dapat mengurangi beban guru dalam proses penyajian materi dan informasi, hal
ini mengakibatkan guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah
belajar serta waktu yang digunakan pun relatif lebih sedikit.
b.
Sumber
belajar dapat memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih
individual, hal ini dapat diwujudkan dengan beberapa cara dibawah ini:
1)
kontrol
guru yang cenderung bersifat kaku dan tradisional sebaiknya dikurangi.
2)
siswa
diberi kelonggaran kesempatan yang dapat memacu mengembangkan kemampuan yang
telah dimilikinya.
3)
Sumber
belajar dapat memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran hal ini
dapat ditempuh dengan jalan:
a) membuat perancangan program
pembelajaran yang lebih sistematis.
b) melakukan pengembangan bahan
pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4) Sumber belajar lebih memantapkan
pembelajaran
5) Sumber belajar dapat memungkinkan
belajar secara seketika, yaitu sumber belajar dapat mengurangi kesenjangan
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya
kongkrit dan memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6) Sumber belajar dapat memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas.
5.
Optimalisasi Sumber Belajar
Dalam penyediaan sumber belajar yang menunjang kegiatan
proses pembelajaran tidaklah sulit dan memakan biaya yang menguras anggaran
dana yang dianggarkan oleh sekolah bahkan menarik iuran yang lebih kepada
orang tua siswa. Hal inilah yang sering menjadi anggapan sebagian banyak
orang tanpa terkecuali para guru dan pihak-pihak terkait dalam dunia
pendidikan. Padahal segala sesuatu yang ada disekitar kita dapat
dijadikan sebagai bahan dari sumber belajar yang dibutuhkan.
B. Bahan Ajar
Bahan
ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Tujuan
Penyusunan Bahan Ajar:
1. Menyediakan
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting
atau lingkungan sosial peserta didik.
2. Membantu
peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks
yang terkadang sulit diperoleh
3. Memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat Penyusunan Bahan Ajar:
1.
Manfaat
bagi guru
a.
Diperoleh bahan ajar yang
sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
b.
Tidak lagi tergantung kepada
buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
c.
Memperkaya karena dikembangkan
dengan menggunakan berbagai referensi,
d.
Menambah khasanah pengetahuan
dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
e.
Membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik
akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f.
Menambah angka kredit jika
dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
2.
Manfaat
bagi Peserta Didik
a.
Kegiatan pembelajaran menjadi
lebih menarik.
b.
Kesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c.
Mendapatkan kemudahan dalam
mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c)
kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang
diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Materi pembelajaran yang dipilih untuk
diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau
bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan
ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan
ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan
bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek
standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis
materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek
kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta,
konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah
materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa
sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi
konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis
prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi
jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut,
misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau
cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif
meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan
penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal,
semi rutin, dan rutin.
2.
Memilih
jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu
diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif,
atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi
jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan
dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi,
langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan
standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran
atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya,
metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan
“jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode
untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
3.
Memilih
sumber bahan ajar.
Setelah jenis materi ditentukan
langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran
atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran,
majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb. Secara garis
besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat itu dua strategi, yaitu: (a)
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru dan (b) Strategi mempelajari bahan
ajar oleh siswa.
a. Strategi
penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi
penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya:
1)
Strategi
urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian
simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian
diperdalam satu demi satu (Metode global).
2)
Strategi
urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran
lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah
materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan
menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
3)
Strategi
penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk
jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama
lambang atau simbol, dsb.)
4)
Strategi
penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa
definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham,
dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan
konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan
bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk
mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
5)
Strategi
penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis
prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
6)
Strategi
penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat
melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal.
Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan
suatu tugas secara urut.
b.
Strategi
mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan
(treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau
mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan
terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi
pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan
siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Menghafal (verbal parafrase).
Ada dua jenis menghafal, yaitu
menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember
paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya.
Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa
adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah,
nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi
pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat
diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting
siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi
saham, dalil Archimides, dsb.
2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use).
Materi pembelajaran setelah dihafal
atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran
siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau
mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah
untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi
konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu,
penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan.
Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada
kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau
dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau
sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan
mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3. Menemukan.
Yang dimaksudkan penemuan (finding)
di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan
hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai
penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana
berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung
menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat
angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau
maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
4. Memilih di sini menyangkut aspek afektif
atau sikap.
Yang dimaksudkan dengan memilih di
sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih
membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu
lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak
terlambat, dsb.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
(National Center for VocationalEducation Research Ltd?National Center for
Competency based Traning). Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang
diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan penelaah implementasi
pembelajaran.
Pengelompokan bahan ajar menurut Faculte de Psychologie et des Sciences de l’
Education Universite de geneva dalam websitenya adalah media tulis, audio
visual,elektronik dan interaktif ter interegasi yang kemudian disebut sebagai medien
verbund atau mediamix. Sebuah
bahan ajar paling tidak mencakup antara lain:
1. Petunjuk
belajar (petunjuk siswa /guru)
2. Kompetensi
yang akan dicapai
3. Informasi
pendukung
4. Latihan
–latihan
5. Petunjuk
kerja, dapat berupa Lembar Kerja
6. Evaluasi
c.
Jenis
bahan ajar
Jenis bahan ajar di bagi menjadi 4.
1. Bahan
ajar cetak(printed) antara lain:
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang
disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout
saat ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain down load dari
internet, atau menyadur dari sebuah buku.
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang
menyajikan ilmu pengetahuan. Menurut kamus Oxford, hal 94, buku adalah sejumlah
lemnbaran kertas baik cetakan maupun kosang yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang
berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap nkurikulum dalam bentuk
yang tertulis.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru. Modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan
dicapaioleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik,
menarik dilengkapi dengan ilustrasi.
d. Lembar
kerja siswa
Lembar kerja siswa ( student work
sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan tugas
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi
tertulismengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang
hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa jilid atau selebaran
cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkaptentang perusahaan atau
organisasai ( kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka,1996)
f. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis
yang berupa lembaran yang dilipat tetapi tidak dimatikan/dijahit.
g. Wallchat
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan
siklus/proses atau gerak yang bermakna menunjukan posisi tertentu.
h. Foto/
gambar
Foto/gambarsebagai bahan ajar
tentua saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat
sebuah atau serangkaian foto/gambar sisaw dapat melakukan sesuatu yang akhirnya
satu atau lebih kompetensi dasar.
i. Model
/ market.
Model/ market yang didisain secara
baik akan memberikanmakna yang hampir sama dengan aslinya. Dalam memanfaatkan
model/market sebagai bahan ajar harus menggunakan kompetensi dasar dalam
kurikulum sebagai acuanya.
2. Bahan
ajar dengar (audio) seperti:
a. kaset,
piringan, hitam, dan compact disk audio. Sebuah kaset yang dirancang sedemikian
rupa sehingga menjadi sebuah program dapat digunakan sebagai bahan ajar. Bahan
ajar kaset biasanya dipergunakan untuk pembelalajaran bahasa atau pembelajaran
musik.
b. Radio
Radio broadcasting adalah media
dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar. Program radio dirancang
sebagai bahan ajar seperti mendengarkan berita atau suatau kejadian l yang
sedang disiarkan.
3. Bahan
ajar pandang dengar (audio visual)
a. Video
compact disk, film
Program vidio telah dirancang
lengkap untuk pembelajaran, sehingga setiap akhir dari penayangan vidio siswa
dapat menguasai lebih dari satu atau lebih kompetensi dasar.
b. Orang
/ nara sumber
Orang sebagai sumber belajar namun
juga dapat disebut sebagai bahan ajar
karena dengan orang seseorang dapat belajar, misalnya karena seseorang
itu memeiliki keterampilan khusus.
4. Bahan
ajar interaktif(interaktive teaching material)
Bahan ajar ingteraktif menurut
Guidelines for bibliographic Description of Interaktive Multimedia, dijelaskan
sebagai berikut” Multimedia interaktif adalah kombinasi dari 2 atau lebih
media( audio, teks, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya
dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari sebuah
presentasi.” Bahan ajar interaktif dalam menyiapkanya dipelukan pengetahuan dan
ketrampilan pendukung yang memadai terutama
dalam mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera vidio,kamera
foto, dll. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk
(CD) compact disk interaktive.
BAB III
KESIMPULAN
Sumber belajar dan bahan ajar
merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Kedua aspek ini dapat
dikatakan sebagai bagian terpenting, karena jika tak ada sumber dan bahan ajar
maka tak ada sesuatu yang dapat dipelajari dalam pembelajaran. Sumber belajar
merupakan semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah
maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk
memberikan fasilitas belajar. Sumber belajar itu sendiri dapat meliputi pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
Untuk bahan ajar merupakan suatu
aspek yang harus disiapkan oleh guru sebelum ia akan memulai proses
pembelajaran. Bahan ajar atau materi pembelajaran dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Dapat dikatan pula bahwa bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Selain
itu penting juga bagi guru untuk selalu mengembangkan sumber belajar dan bahan
ajar. Hal ini dikarenakan sumber belajar dan bahan ajar yang selalu monoton
pasti akan membuat siswa bosan dan pembelajaran juga tidak berjalan lancar.
Selain guru yang berusaha yang mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar,
siswa juga dapat mencari sumber belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan
bagi siswa dengan bimbingan dari guru. Kegiatan ini dilakukan agar siswa lebih
aktif dalam pembelajaran, serta dengan mencari sendiri sumber belajar yang
mereka sukai pasti akan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Guru juga sangat perlu untuk mengikuti perkembangan zaman tentang
model-model sumber belajar dan bahan ajar yang ada, agar apa yang diberi guru
kepada siswa selalu mengiuti perkembangan IPTEK yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar