Kamis, 11 Oktober 2012

SUMBER BELAJAR & BAHAN AJAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan modern, fungsi guru sebagai agen penyampai pesan-pesan pendidikan tampaknya perlu dibantu dengan media pendidikan, agar proses belajar mengajar pada khususnya dan proses pendidikan padaumumnya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Hal itu disebabkan  antara lain, materi pendidikan yang akan disampaikan semakin beragam dan luas mengingat perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Dewasa ini guru bukanlah satu satu-satunya sumber belajar dan penyampaipesan-pesan pendidikan. Namun berkembang melalui media-media pendidikan yang beragam dan bervariasi sebagai alat bantu pendidikan, juga berfungsi sebagai penyalur pesan-pesan pendidikan.
Oleh karena itu guru dalam melaksanakan pembelajaran haruslah berusaha untuk selalu mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar. Ini dikarenakan, jika sumber belajar dan bahan ajar yang diterima oleh siswa semakin beragam maka siswa dalam mengikuti pembelajaran akan antusias dan juga akan membantu siswa untuk lebih mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hal inilah yang akan dibahas pada makalah ini, dengan judul “Pengembangan Sumber Belajar dan Bahan Ajar”.

B.  Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana pengertian, tujuan, fungsi serta optimalisasi sumber belajar?
2.    Bagaimana konsep rinci dari bahan ajar?

C.  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui pengertian, tujuan, fungsi dan optimalisasi sumber belajar.
2.    Untuk mengetahui konsep rinci dari bahan ajar.






BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sumber Belajar
1.      Pengertian Sumber Belajar
Istilah sumber belajar (learning resource) dan bahan ajar (teaching-materia) memang sudah tidak asing di telinga kita. Berikut ada beberapa devinisi sumber belajar dan bahan ajar, yaitu :
Arief S. Sadiman dalam makalahnya yang berjudul Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran (2004)  mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar.
Selain itu dari sumber  website bced mendefinisikan bahwa sumber belajar adalah informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.  Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Dan menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT (As’ari, 2007) sumbr belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT (Suratno, 2008) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian Sumber Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.      Tujuan sumber belajar
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang bertujauan dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. Bertolak dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa  sumber belajar adalah tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi yamg dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Dari pengertian sumber belajar dapat ditemukan  kata kunci:
a.       tempat atau lingkungan
b.       benda, orang
c.       mengandung informasi
d.      perubahan tingkah laku peserta didik.
Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.       Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya lingkungan fisik; perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya. Sedangkan lingkungan non fisik; suasana belajar; tenang, ramai, lelah.
b.      Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c.       Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d.      Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dll yang dapat digunakan untuk belajar.
e.       Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
f.       Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.
Menurut segi pengembangannya, sumber belajar ada dua macam, yaitu;
a.   Learning Resources by design (sumber belajar yang dirancang  sengaja dipergunakan untuk keperluan pengajaran, atau setelah diadakan seleksi).
b.   Learning Resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak dirancang untuk kepentingan tujuan belajar/pengajaran), yaitu segala macam sumber belajar (lingkungan) yang ada disekeliling sekolah dimanfaatkan guna memudahkan peserta didik yang sedang belajar. Sifatnya incidental/seketika. Misalnya tokoh, pahlawan, masjid, pasar dan sebagainya.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa.
Tempat, benda, orang, bahan, buku, peristiwa dan fakta tidak akan menjadi sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila tidak diorganisasi melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak,  maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak bermakna apa-apa. Kemudian, dari segi nilai kegunaan untuk mencapai tujuan pengajaran, perlu dipahami jenis-jenis sumber belajar yang dibutuhkan untuk pengajaran misalnya;
a.       Penggunaan sumber belajar dalam rangka memotivasi, khususnya untuk meningkatkan motivasi peserta didik yang rendah semangat belajar.
b.      Penggunaan  sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran misalnya dengan cara memperluas atau memperjelas pelajaran (bahan pengajaran) dengan sesuatu sumber belajar yang relevan.
c.       Penggunaan sumber belajar dalam rangka mendukung program pengajaran yang melibatkan aktifitas penyelidikan. Misalnya, sesuatu sumber belajar yang dapat diobservasi, dianalisis, diidentifikasi, didata dan sebagainya.
d.      Penggunaan sumber belajar yang dapat membantu pemecahan suatu masalah.
e.       Penggunaan sumber belajar untuk mendukung pengjaran presentasi, misalnya: penggunaan alat, pendekatan dan metode, strategi pengjaran dan sebagainya.
3.      Lingkungan sebagai Sumber Belajar.
Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran terdiri dari: lingkungan sosial dan lingkungan fisik (alam). Sesuai dengan namanya lingkungan sosial dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang berkaitan dengan kesosialan dan kemanusiaaan sehingga ilmu-ilmu yang telah mereka dapatkan di bangku sekolah dapat terealisasikan dalam kehidupan nyata. Sedangkan lingkungan fisik (alam) memberikan kontribusi dalam pembelajaran yang berkaitan dengan penanaman pemahaman siswa tentang gejala-gejala alam yang terjadi disekitarnya serta dapat menumbuhkan rasa memiliki sehingga mereka akan mempunyai kesadaran untuk memelihara dan melestarikan alam. Sehingga dari keseluruhan proses pembelajaran yang dilaksanakan dirasa lebih bermakna.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan dua cara yaitu: melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan dan membawa lingkungan ke dalam kelas.  Cara yang pertama dapat ditempuh dengan melakukan survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Selanjutnya cara yang kedua dapat ditempuh dengan menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi ke dalam kelas, dan lain-lain
4.      Fungsi Sumber Belajar
Dengan memperhatikan pengertian dan tujuan yang telah disampaikan di atas, maka sumber belajar memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah:
a.    Sumber belajar dapat meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jelas, yaitu dapat mempercepat laju belajar yang dialami oleh peserta didik sehingga setidaknya dapat mengurangi beban guru dalam proses penyajian materi dan informasi, hal ini mengakibatkan guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar serta waktu yang digunakan pun relatif lebih sedikit.
b.    Sumber belajar dapat memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, hal ini dapat diwujudkan dengan beberapa cara dibawah ini:
1)   kontrol guru yang cenderung bersifat kaku dan tradisional sebaiknya dikurangi.
2)   siswa diberi kelonggaran kesempatan yang dapat memacu mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya.  
3)   Sumber belajar dapat memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran hal ini dapat ditempuh dengan jalan:
a)    membuat perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis.
b)   melakukan pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4)   Sumber belajar lebih memantapkan pembelajaran        
5)   Sumber belajar dapat memungkinkan belajar secara seketika, yaitu sumber belajar dapat mengurangi kesenjangan pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit dan memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6)   Sumber belajar dapat memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas.
5.      Optimalisasi Sumber Belajar
Dalam penyediaan sumber belajar yang menunjang kegiatan proses pembelajaran tidaklah sulit dan memakan biaya yang menguras anggaran dana yang dianggarkan oleh sekolah  bahkan menarik iuran yang lebih kepada orang tua siswa. Hal inilah yang sering menjadi anggapan sebagian banyak orang tanpa terkecuali para guru dan pihak-pihak terkait dalam dunia pendidikan. Padahal  segala sesuatu yang ada disekitar kita dapat dijadikan sebagai bahan dari sumber belajar yang dibutuhkan.

B.  Bahan Ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Tujuan Penyusunan Bahan Ajar:
1.    Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2.    Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat Penyusunan Bahan Ajar:
1.    Manfaat bagi guru
a.    Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
b.    Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
c.    Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
d.   Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
e.    Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f.     Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
2.    Manfaat bagi Peserta Didik
a.    Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b.    Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c.    Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
2.    Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
3.    Memilih sumber bahan ajar.
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb. Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat itu dua strategi, yaitu: (a) Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa.
a.    Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya:
1)        Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global).
2)        Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
3)        Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.)
4)        Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
5)        Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
6)        Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
b.   Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1.    Menghafal (verbal parafrase).
Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides, dsb.


2.    Menggunakan/mengaplikasikan (Use).
Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3.    Menemukan.
Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
4.    Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap.
Yang dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for VocationalEducation Research Ltd?National Center for Competency based Traning). Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran.
Pengelompokan bahan ajar menurut Faculte de Psychologie et des Sciences de l’ Education Universite de geneva dalam websitenya adalah media tulis, audio visual,elektronik dan interaktif ter interegasi yang kemudian disebut  sebagai medien verbund atau mediamix. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain:
1.    Petunjuk belajar (petunjuk siswa /guru)
2.    Kompetensi yang akan dicapai
3.    Informasi pendukung
4.    Latihan –latihan
5.    Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja
6.    Evaluasi
c.    Jenis bahan ajar
Jenis bahan ajar di bagi menjadi 4.
1.    Bahan ajar cetak(printed) antara lain:
a.    Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout saat ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain down load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
b.    Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Menurut kamus Oxford, hal 94, buku adalah sejumlah lemnbaran kertas baik cetakan maupun kosang yang dijilid dan diberi kulit.  Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap nkurikulum dalam bentuk yang tertulis.
c.    Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapaioleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik dilengkapi dengan ilustrasi.
d.   Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswa ( student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas
e.    Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulismengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa jilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkaptentang perusahaan atau organisasai ( kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka,1996)
f.     Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis yang berupa lembaran yang dilipat tetapi tidak dimatikan/dijahit.
g.    Wallchat
Wallchart adalah  bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau gerak yang bermakna menunjukan posisi tertentu.
h.    Foto/ gambar
Foto/gambarsebagai bahan ajar tentua saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar sisaw dapat melakukan sesuatu yang akhirnya satu atau lebih kompetensi dasar.
i.      Model / market.
Model/ market yang didisain secara baik akan memberikanmakna yang hampir sama dengan aslinya. Dalam memanfaatkan model/market sebagai bahan ajar harus menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuanya.
2.    Bahan ajar dengar (audio) seperti:
a.      kaset, piringan, hitam, dan compact disk audio. Sebuah kaset yang dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah program dapat digunakan sebagai bahan ajar. Bahan ajar kaset biasanya dipergunakan untuk pembelalajaran bahasa atau pembelajaran musik.
b.      Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar. Program radio dirancang sebagai bahan ajar seperti mendengarkan berita atau suatau kejadian l yang sedang disiarkan.
3.    Bahan ajar pandang dengar (audio visual)
a.    Video compact disk, film
Program vidio telah dirancang lengkap untuk pembelajaran, sehingga setiap akhir dari penayangan vidio siswa dapat menguasai lebih dari satu atau lebih kompetensi dasar.
b.    Orang / nara sumber
Orang sebagai sumber belajar namun juga dapat disebut sebagai bahan ajar  karena dengan orang seseorang dapat belajar, misalnya karena seseorang itu memeiliki keterampilan khusus.
4.    Bahan ajar interaktif(interaktive teaching material)
Bahan ajar ingteraktif menurut Guidelines for bibliographic Description of Interaktive Multimedia, dijelaskan sebagai berikut” Multimedia interaktif adalah kombinasi dari 2 atau lebih media( audio, teks, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari sebuah presentasi.” Bahan ajar interaktif dalam menyiapkanya dipelukan pengetahuan dan ketrampilan pendukung yang memadai terutama  dalam mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera vidio,kamera foto, dll. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk (CD) compact disk interaktive.
























BAB III
KESIMPULAN

Sumber belajar dan bahan ajar merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Kedua aspek ini dapat dikatakan sebagai bagian terpenting, karena jika tak ada sumber dan bahan ajar maka tak ada sesuatu yang dapat dipelajari dalam pembelajaran. Sumber belajar merupakan semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber belajar itu sendiri dapat meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
Untuk bahan ajar merupakan suatu aspek yang harus disiapkan oleh guru sebelum ia akan memulai proses pembelajaran. Bahan ajar atau materi pembelajaran dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Dapat dikatan pula bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Selain itu penting juga bagi guru untuk selalu mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar. Hal ini dikarenakan sumber belajar dan bahan ajar yang selalu monoton pasti akan membuat siswa bosan dan pembelajaran juga tidak berjalan lancar. Selain guru yang berusaha yang mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar, siswa juga dapat mencari sumber belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan bagi siswa dengan bimbingan dari guru. Kegiatan ini dilakukan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran, serta dengan mencari sendiri sumber belajar yang mereka sukai pasti akan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga sangat perlu untuk mengikuti perkembangan zaman tentang model-model sumber belajar dan bahan ajar yang ada, agar apa yang diberi guru kepada siswa selalu mengiuti perkembangan IPTEK yang ada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar