A.    RUBRIK
1.      Pengertian Penilaian Rubrik
Rubrik adalah pedoman penskoran atau penilaian
(Iryanti, 2004:13). Heidi Goodrich Andrade
(1997) dalam Zainul (2003: 5.17) mendefinisikan rubric sebagai suatu
alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang
harus dihitung. Menurut Heidi Goodrich Andrade (1997) dalam Zainul (2003;5.17)
mendefinisikan rubrik sebagai suatu alat penskoran yang terdiri atas daftar
seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung. Arends mendefinisakn scoring
rubric sebagai deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria
yang akan digunakan untuk menilainya (2008:244). Menurut Bernie Dodge dan Nancy
Pickett, rubrik adalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang
di dalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang akan diakses ke anak didik.digunakan untuk mengukur
kinerja.
2.      Jenis-jenis penialain rubrik
Penilaian rubrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rubrik analitik  dan rubrik holistik.
a)      Rubrik analitik adalah
pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan.
Dengan menggunakan rubrik ini, dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan siswa
dalam mempresentasikan tugas, serta
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal uraian yang berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai materi.
b)      Menurut Iryanti (2004:13). Rubrik holistik  adalah pedoman untuk
menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Jadi semua
aspek dalam penerapan konsep secara individual bisa dinilai dalam rubrik ini.
Untuk rubrik holistik format
penilaiannya bisa mengunakan angka 4 (memuaskan), 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan), 2 (memuaskan
dengan banyak kekurangan, dan 1 (tidak memuaskan).
3.      Model-model rubrik
Ada 5 model yang bisa digunakan untuk mengkonstruk
rubrik, yaitu:
a)      Model Presentation
Dalam model ini mulai
dari tahap refleksi, listing, sampai dengan grouping dan labeling
semua dilakukan oleh pengajar/dosen. Namun pada tahap aplikasinya, dosen
dan mahasiswa melakukan refleksi dan saling curah pendapat berdasarkan pemahaman
mereka tentang rubric yang akan digunakan.
b)      Model Feedback
Dalam model ini mulai dari tahap refleksi, listing, sampai dengan grouping
dan labeling semua dilakukan oleh pengajar/dosen. Namun pada tahap
aplikasinya, pengajar/dosen bersama mahasiswa melakukan penyuntingan untuk
kejelasan rubric yang akan digunakan.
c)      Model Pass-the hat
Dalam model ini refleksi dilakukan oleh dosen, listing bisa
dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, grouping dan labeling dilakukan
oleh dosen dan sekelompok mahasiswa ikut berkontribusi didalamnya. Pada tahap
aplikasinya dosen danmahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai
tuntas.
d)     Post-it
Dalam model ini refleksi dilakukan oleh dosen, listing dilakukan
oleh
mahasiswa, grouping dan listing dilakukan oleh dosen dan
mahasiswa yang sebelumnya sudah dibentuk dalam kelompok untuk memfasilitasi
mereka dalammengembangkan berdasarkan fakta yang mereka miliki. Pada tahap
aplikasinya dosen dan mahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai
tuntas.
e)     
Model 4x4
mengembangkan berdasarkan fakta yang mereka miliki. Pada tahap aplikasinya dosen
dan mahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai tuntas.
4.     
Template rubrik
Untuk memudahkan dalam
membuat rubrik, mertler membuat templatenya sebagai berikut:
a)     
Rubrik Holistik
Skor 
 | 
  
Deskripsi 
 | 
 
5 
 | 
  
Memperlihatkan
  pemahaman yang lengkap tentang permasalahannya. 
Seluruh persyaratan
  tugas dimasukkan ke dalam respons. 
 | 
 
4 
 | 
  
Memperlihatkan
  pemahaman yang cukup tentang permasalahannya. 
Seluruh persyaratan
  tugas dimasukkan ke dalam respons. 
 | 
 
3 
 | 
  
Memperlihatkan
  pemahaman parsial tentang pemahamannya. 
Kebanyakan
  persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons. 
 | 
 
2 
 | 
  
Memperlihatkan
  pemahaman terbatas tentang permasalahannya. 
Banyak persyaratan
  tugas yang tidak tampak dalam respons. 
 | 
 
1 
 | 
  
Memperlihatkan sama
  sekali tidak memahami permasalahannya. 
 | 
 
b)     
Rubrik Analitik
Kriteria 
 | 
  
Mulai 
 | 
  
Mengembangkan 
 | 
  
Menguasai 
 | 
  
Exemplary 
 | 
  
Skor 
 | 
 
1 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
pemula 
 | 
  
merefleksikan 
pergeseran ke
  arah 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja paling 
tinggi 
 | 
  |
2 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
pemula 
 | 
  
merefleksikan 
pergeseran ke
  arah 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja paling 
tinggi 
 | 
  |
3 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
pemula 
 | 
  
merefleksikan 
pergeseran ke
  arah 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja paling 
tinggi 
 | 
  |
4 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
pemula 
 | 
  
merefleksikan 
pergeseran ke
  arah 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja
  tingkat 
menguasai 
 | 
  
Deskripsi yang 
merefleksikan 
kinerja paling 
tinggi 
 | 
  
Dari template
yang sudah dihadirkan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya rubric memiliki
stuktur yang terdiri (Zainul dan Mulyana, 2003: 5.18): pertama adalah senarai,
yaitu daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensidimensi kinerja,
aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan kedua adalah gradasi
mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling
buruk. Elemen-elemen yang ada dalam didalamnya : 1) dimensi yang akan dijadikan
dasar menilai kinerja siswa, 2) definisi dari contoh, yang merupakan penjelasan
dari setiap dimensi, 3) skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi, 4)
standar untuk setiap kategori kinerja.
B.      
RATING SCALE
1.        
Pengertian Rating Scale
Menurut Depdikbud (1975), Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan
dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. Rating Scale dapat juga diartikan sebagai alat pengumpul data
yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau
sifat yang harus dicatatsecara bertingkat Bimo Walgito, (1987).  Sedangkan
WS. Winkel (1995) berpendapat bahwa Rating Scale merupakan sebuah daftar yang
menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. Menurut
Padmono (2009), Rating Scale adalah hasil observasi yang dicatat oleh observer
tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat atau sikap yang
disebutkan dalam skal itu. 
          Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Rating Scale adalah salah  satu alat
untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat atau
ciri-ciri tingkah laku tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat
yang ingin diselediki yang harus dicatat secara bertingkat.
2.     Jenis-Jenis Rating Scale
a.   
Numerical Rating Scale
Jenis ini merupakan rating scale yang paling
sederhana bentuk dan pengadministrasiannya. Bentuk ini terdiri dari pernyataan
tentang suatu karakteristik tertentu dari aspek tertentu yang diukur, diikuti,
oleh angka yang menunjukan kualitas. 
b.   
Graphic Rating Scale 
Rating Scale jenis ini hampir sama dengan numerical
rating scale, hanya dalam graphic rating scale yang digunakan bukan angka
sebagai tanda deskripsi tingkah laku atau hasil tugas. Pengukuran karakteristik
dilakukan dengan memberi tanda pada suatu kontinum grafis.
c.   
Ranking Methods Rating Scale
Dua macam cara menyusun ranking, yaitu : (1)
menyusun ranking kedudukan murid suatu kelas dalam aspek tertentu atau
keseluruhan aspek hasil belajar.  (2)
memeriksa kemampuan murid untuk menentukan kedudukan relatif suatu komponen
dalam suatu prosedur tertentu. Penyusunan ranking sebaiknya dilakukan secara
simultan dan disusun dari ranking tertinggi atau terendah dan seterusnya.
d.  
Comparative Rating Scale
Jenis ini berupa pembuatan kriteria atau alat
pembading. Kelemahan yang sulit dihindari dengan cara ini adalah menentukan
kriteria yang akan digunakan sebagai pembanding. Cara yang termudah adalah
melakukan analisis hasil kerja murid dalam jangka waktu lama, kemudian dipilih
dan disusun dalam bentuk skala.
e.    
Paired Comparison Rating Scale
Jenis ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil
kerja seorang murid dengan hasil kerja murid lainnya. Setiap hasil kerja atau
tugas dilakukan pembandingan secara pemasangan, sehingga hasil perbandingan
dapat diketahui hasil kerja manakah yang paling baik dan paling kurang.
3.    Kegunaan Pemakaian Rating Scale
a.       Hasil observasi dapat dikuantifikasikan.
b.      Beberapa pengamat menyatakan
penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah alat atau sikap yang sama sehingga
penilaian-penilaian itu (ratings) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup
terandalkan.
4.     
Kelebihan Rating Scale
a.       Dapat diperoleh adanya
tingkatan-tingkatan dari setiap sifat.
b.      Memudahkan observer, karena hanya
tinggal memberi tanda-tanda tertentu pada tingkatan sifat-sifat tertentu.
c.       Observer tidak perlu memberikan
evaluasi yang panjang lebar terhadap individu yang diamati.
d.      Dalam penyusunan dan
administrasinya tidak mahal, latihan yang diperlukan penilai hanya sedikit,
tidak memakan waktu, dan dapat digunakan terhadap jumlah karyawan yang besar.
e.       Praktis, satu form dapat
digunakan untuk hampir semua jenis pekerjaan seniman.
f.       Memerlukan waktu yang cukup
singkat.
g.      Bisa dikurangi dengan memberikan
deskripsi atas faktor-faktor yang dinilai.
5.     
Kekurangan
a.       Item-item dalam skala penilaian
diartikan lain-lain oleh mereka yang memberikan.
b.      Penilaian sangat subyektif.
c.       Sifat atau sikap yang harus dinilai tidak dapat
diamati.
d.      Gradasi-gradasi pada
masing-masing item dalam daftar tidak jelas,terlalu banyak atau terlalu sedikit.
e.       Dibutuhkan banyak waktu untuk
mengisi skala penilaian, banyak siswa dan mengolahnya satu persatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar