Jumat, 26 April 2013

RUBRIK & RATING SCALE

A.    RUBRIK
1.      Pengertian Penilaian Rubrik
Rubrik adalah pedoman penskoran atau penilaian (Iryanti, 2004:13). Heidi Goodrich Andrade (1997) dalam Zainul (2003: 5.17) mendefinisikan rubric sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung. Menurut Heidi Goodrich Andrade (1997) dalam Zainul (2003;5.17) mendefinisikan rubrik sebagai suatu alat penskoran yang terdiri atas daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung. Arends mendefinisakn scoring rubric sebagai deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang akan digunakan untuk menilainya (2008:244). Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett, rubrik adalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang di dalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diakses ke anak didik.digunakan untuk mengukur kinerja.


2.      Jenis-jenis penialain rubrik
Penilaian rubrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rubrik analitik  dan rubrik holistik.
a)      Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini, dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan siswa dalam mempresentasikan tugas, serta kemampuan siswa dalam mengerjakan soal uraian yang berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai materi.
b)      Menurut Iryanti (2004:13). Rubrik holistik  adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Jadi semua aspek dalam penerapan konsep secara individual bisa dinilai dalam rubrik ini. Untuk rubrik holistik format penilaiannya bisa mengunakan angka 4 (memuaskan), 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan), 2 (memuaskan dengan banyak kekurangan, dan 1 (tidak memuaskan).
3.      Model-model rubrik
Ada 5 model yang bisa digunakan untuk mengkonstruk rubrik, yaitu:
a)      Model Presentation
Dalam model ini mulai dari tahap refleksi, listing, sampai dengan grouping dan labeling semua dilakukan oleh pengajar/dosen. Namun pada tahap aplikasinya, dosen dan mahasiswa melakukan refleksi dan saling curah pendapat berdasarkan pemahaman mereka tentang rubric yang akan digunakan.
b)      Model Feedback
Dalam model ini mulai dari tahap refleksi, listing, sampai dengan grouping dan labeling semua dilakukan oleh pengajar/dosen. Namun pada tahap aplikasinya, pengajar/dosen bersama mahasiswa melakukan penyuntingan untuk kejelasan rubric yang akan digunakan.
c)      Model Pass-the hat
Dalam model ini refleksi dilakukan oleh dosen, listing bisa dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, grouping dan labeling dilakukan oleh dosen dan sekelompok mahasiswa ikut berkontribusi didalamnya. Pada tahap aplikasinya dosen danmahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai tuntas.
d)     Post-it
Dalam model ini refleksi dilakukan oleh dosen, listing dilakukan oleh
mahasiswa, grouping dan listing dilakukan oleh dosen dan mahasiswa yang sebelumnya sudah dibentuk dalam kelompok untuk memfasilitasi mereka dalammengembangkan berdasarkan fakta yang mereka miliki. Pada tahap aplikasinya dosen dan mahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai tuntas.

e)      Model 4x4
mengembangkan berdasarkan fakta yang mereka miliki. Pada tahap aplikasinya dosen dan mahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai tuntas.
4.      Template rubrik
Untuk memudahkan dalam membuat rubrik, mertler membuat templatenya sebagai berikut:
a)      Rubrik Holistik
Skor
Deskripsi
5
Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahannya.
Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
4
Memperlihatkan pemahaman yang cukup tentang permasalahannya.
Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
3
Memperlihatkan pemahaman parsial tentang pemahamannya.
Kebanyakan persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
2
Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang permasalahannya.
Banyak persyaratan tugas yang tidak tampak dalam respons.
1
Memperlihatkan sama sekali tidak memahami permasalahannya.

b)      Rubrik Analitik
Kriteria
Mulai
Mengembangkan
Menguasai
Exemplary
Skor
1
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
pemula
merefleksikan
pergeseran ke arah
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja paling
tinggi

2
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
pemula
merefleksikan
pergeseran ke arah
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja paling
tinggi

3
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
pemula
merefleksikan
pergeseran ke arah
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja paling
tinggi

4
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
pemula
merefleksikan
pergeseran ke arah
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja tingkat
menguasai
Deskripsi yang
merefleksikan
kinerja paling
tinggi


Dari template yang sudah dihadirkan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya rubric memiliki stuktur yang terdiri (Zainul dan Mulyana, 2003: 5.18): pertama adalah senarai, yaitu daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensidimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan kedua adalah gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk. Elemen-elemen yang ada dalam didalamnya : 1) dimensi yang akan dijadikan dasar menilai kinerja siswa, 2) definisi dari contoh, yang merupakan penjelasan dari setiap dimensi, 3) skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi, 4) standar untuk setiap kategori kinerja.

B.       RATING SCALE
1.         Pengertian Rating Scale
Menurut Depdikbud (1975), Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. Rating Scale dapat juga diartikan sebagai alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatatsecara bertingkat Bimo Walgito, (1987).  Sedangkan WS. Winkel (1995) berpendapat bahwa Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. Menurut Padmono (2009), Rating Scale adalah hasil observasi yang dicatat oleh observer tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat atau sikap yang disebutkan dalam skal itu.
          Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rating Scale adalah salah  satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat atau ciri-ciri tingkah laku tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat yang ingin diselediki yang harus dicatat secara bertingkat.
2.     Jenis-Jenis Rating Scale
a.    Numerical Rating Scale
Jenis ini merupakan rating scale yang paling sederhana bentuk dan pengadministrasiannya. Bentuk ini terdiri dari pernyataan tentang suatu karakteristik tertentu dari aspek tertentu yang diukur, diikuti, oleh angka yang menunjukan kualitas.
b.    Graphic Rating Scale
Rating Scale jenis ini hampir sama dengan numerical rating scale, hanya dalam graphic rating scale yang digunakan bukan angka sebagai tanda deskripsi tingkah laku atau hasil tugas. Pengukuran karakteristik dilakukan dengan memberi tanda pada suatu kontinum grafis.
c.    Ranking Methods Rating Scale
Dua macam cara menyusun ranking, yaitu : (1) menyusun ranking kedudukan murid suatu kelas dalam aspek tertentu atau keseluruhan aspek hasil belajar.  (2) memeriksa kemampuan murid untuk menentukan kedudukan relatif suatu komponen dalam suatu prosedur tertentu. Penyusunan ranking sebaiknya dilakukan secara simultan dan disusun dari ranking tertinggi atau terendah dan seterusnya.
d.   Comparative Rating Scale
Jenis ini berupa pembuatan kriteria atau alat pembading. Kelemahan yang sulit dihindari dengan cara ini adalah menentukan kriteria yang akan digunakan sebagai pembanding. Cara yang termudah adalah melakukan analisis hasil kerja murid dalam jangka waktu lama, kemudian dipilih dan disusun dalam bentuk skala.
e.     Paired Comparison Rating Scale
Jenis ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil kerja seorang murid dengan hasil kerja murid lainnya. Setiap hasil kerja atau tugas dilakukan pembandingan secara pemasangan, sehingga hasil perbandingan dapat diketahui hasil kerja manakah yang paling baik dan paling kurang.
3.    Kegunaan Pemakaian Rating Scale
a.       Hasil observasi dapat dikuantifikasikan.
b.      Beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah alat atau sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu (ratings) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan.
4.      Kelebihan Rating Scale
a.       Dapat diperoleh adanya tingkatan-tingkatan dari setiap sifat.
b.      Memudahkan observer, karena hanya tinggal memberi tanda-tanda tertentu pada tingkatan sifat-sifat tertentu.
c.       Observer tidak perlu memberikan evaluasi yang panjang lebar terhadap individu yang diamati.
d.      Dalam penyusunan dan administrasinya tidak mahal, latihan yang diperlukan penilai hanya sedikit, tidak memakan waktu, dan dapat digunakan terhadap jumlah karyawan yang besar.
e.       Praktis, satu form dapat digunakan untuk hampir semua jenis pekerjaan seniman.
f.       Memerlukan waktu yang cukup singkat.
g.      Bisa dikurangi dengan memberikan deskripsi atas faktor-faktor yang dinilai.
5.      Kekurangan
a.       Item-item dalam skala penilaian diartikan lain-lain oleh mereka yang memberikan.
b.      Penilaian sangat subyektif.
c.       Sifat atau sikap yang harus dinilai tidak dapat diamati.
d.      Gradasi-gradasi pada masing-masing item dalam daftar tidak jelas,terlalu banyak atau terlalu sedikit.
e.       Dibutuhkan banyak waktu untuk mengisi skala penilaian, banyak siswa dan mengolahnya satu persatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar