Konsep Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru dalam proses pendidikan dan
pengajaran. Kita pahami bahwa setiap kegiatan belajar dengan sendirinya
melibatkan aktifkan peserta didik, meskipun sudah barang tentu keaktifan mereka
berada dalam kadar atau derajat yang berbeda-beda. Di satu pihak, terdapat
diantara mereka mengikuti proses pengajaran dengan cara melihat, mendengar dan
memperhatikan guru, kemudian mereka mencatat berbagai hal menurut apa yang
diperintahkan guru. Sementara anak-anak yang lain, melakukan percobaan,
mengamatinya dengan senang dan penuh kesungguhan, mencatat hal-hal yang
terjadi, dan melaporkannya pada teman-temannya yang lain. Mereka aktif
berdiskusi tentang proses dan hasil atau temuan yang diperoleh melalui
percobaan itu !
Kehadiran CBSA nampaknya mengandung
maksud hendak mendorong guru-guru untuk bersungguh-sungguh menyelenggarakan
proses pengajaran yang memungkinkan peserta didik terlibat dalam kadar
keaktifan belajar yang tinggi. Bukankah dalam proses belajar mengajar, “yang
belajar” itu adalah peserta didik, “bukan guru” ! guru sudah jelas tugasnya
yaitu mengajar.
Peningkatan mutu pendidikan
senantiasa dilakukan, diperbaharui dan disempurnakan. Hal ini terjadi karena
pendidikan pada dasarnya menyiapkan peserta didik untuk mandiri terjun ke
masyarakat.
Pencapaian tujuan peningkatan mutu
tersebut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menunjukan gejala semakin menuntut kualitas lulusan yang lebih cakap, terampil
disbanding lulusan terdahulu. Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan
adalah pembaharuan pendekatan pembelajaran.
Untuk member kesempatan dan keleluasaan kepada anak sesuai hakikat
belajar, maka perlu kiranya dicari suatu alternative pembelajaran yang dapat
mengantisipasi kebutuhan anak dan masyarakat.
CBSA merupakan satu pendekatan yang
berusaha mengingatkan kepada kita untuk melaksanakan pembelajaran manusiawi,
yang memberikan keleluasaan anak berkembang seoptimal mungkin sesuai potensi
yang dimiliki. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) bukan merupakan barang baru
dalam dunia oendidikan. Perlu kiranya insane pendidik meninjau hakikat guru
mengajar dan siswa belajar sehingga terjadi proses belajar mengajar.
CBSA adalah suatu pendekatan yang
mengingatkan kita pada bagaimana mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam proses
belajar mengajar. Dimana CBSA sebenarnya telah sering digunakan oleh guru,
hanya saja gaung CBSA diungkap kembali, sehingga menimbulkan kesan bahwa CBSA
adalah suatu hal yang baru.
CBSA memusatkan pada peranan,
inisiatif, dan keterlibatan anak didik dalam menetapkan masalah, mencari
informasi, dan memecahkan masalah. Kondisi belajar demikian akan mendorong anak
dihargai sebagai manusia berpotensi, kebebasan bergerak, berpendapat, dan
mandiri, sehingga akan menumbuhkan manusia-manusia mandiri yang produktif.
Sebagai suatu pendekatan dalam
pengajaran CBSA, merupakan suatu upaya yang dilakukan guru yang dimulai dengan
perencanaan pengajaran, pelaksanaan proses belajar mengajar, dan diakhiri
dengan penilaian hasil belajar berdasarkan konsep tertentu.
Dimyati dan Mudjiono (1994:106)
menyatakan bahwa pendekatan CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajarn
yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa
dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan.
Cara belajar siswa
aktif adalah salah satu cara sebagai penunjang pengalaman belajar siswa. Murid
hanya akan memperoleh pengalaman tentang materi yang dipelararinya kalau ia
menjadi peserta atau pelajar yang aktif.
Keaktifan murid
mencakup keaktifan mental, yaitu murid akan selallu ikut terlibat dalam
memperleh pengalaman, menyenangi materi
dan mau secara suka rela belajar yang pada akhirnya akan merasa belajar
merupakan suatu kebutuhan. Selanjutnya yaitu kektifan ontelektual, yaitu dengan
ketertarikan, kemauan, dan kebutuhan belajar akan memotivasi diri siswa untuk
berpikir secara maksimal dalam aktifitas belajar. Keaktifan sosial individu
akan senantiasa dan suka bersama-sama melakukan aktivitas belajar dengan teman.
Dari ketiga keaktifan tersebut, secara otomatis fisik akan ikut terlibat secara
maksimal
Contoh cara belajar
siswa aktif meliputi belajar inkuiri dan belajar pemecahan masalah. Di dalam
cara belajar inkuiri, siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan akademis, sikap dan nilai yang baik, dan
keterampilan social. Sedangkan cara
belajar pemecahan masalah, dapat diketahui melalui langkah-langkah (1) menyadari
dan merumuskan masalah, (2) merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan dan mengolah
data, (4) menguji hipotesis dengan data, (5) menarik kesimpulan, dan (6)
melaksanakan.
Secara umum, tujuan
pendidikan membentuk manusia yang mampu berpartisipasi bagi penyempurnaan
pembangunan bangsa. Dengan demikian CBSA diarahkan tujuan tersebut. Sedangkan
CBSA bertujuan untuk mengembangkan kemampuan murid agar mampu belajar mandiri,
sehingga ia memperoleh pengetahuan keterampilan, sikap yang menunjang
pembentukan kepribadian yang mandiri. Di samping itu, dengan CBSA diharapkan
siswa dapat memperoleh penguasaan materi seoptimal mungkin.
Dari arah dan tujuan,
maka pelaksanaan CBSA harus berpedoman pada prinsip-prinsip :
1.
Prinsip CBSA ditinjau
dari siswa, pada prinsipnya adalah mengurangi dominasi guru dan mengarahkan
kebiasaan siswa belajar sendiri, sehingga :
a. Murid
terbiasa belajar teratur
b. Murid
mampu memanfaatkan sumber informasi
c. Murid
mandiri dalam belajar
d. Murid
berani dalam mewujudkan minat, keinginan dan gagasan.
e. Murid
berani berperan dalam persiapan PBM
f. Timbul
rasa ingin tahu.
g. Dll.
2.
Prinsip CBSA ditinjau
dari peran guru, yaitu guru harus dapat membuat perencanaan belajar sehingga
murid aktof secara mental, fisik, dan social secara penuh dengan cara :
a. Member
kesempatan anak dapat melakukan kegiatan belajar
b. Menciptakan
aneka situasi belajar
c. Mendorong
keterlibatan siswa dalam belajar
d. Mendorong
interaksi siswa
e. Mendorong
anak bergaul
f. Melayani
perbedaan individu
Sebagai suatu
kebangkitan kembali, peningkatan CBSA harus dapat diberi penalaran. Dalam
hubungan ini, rasional yang paling mendasar dari CBSA dapat dipulangkan kepada
hakikat dan tujuan pendidikan itu sendiri. Secara umum, esensi tujuan
pendidikan adalah pembentukan manusia yang bukan hanya dapat menyesuaikan diri
hiidup di dalam msyarakat-masyrakat itu sendiri. Dari segi kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan guru, strategi CBSA juga patut mendapat
prioritas tinggi. Kekayaan ragam maupun kebermaknaan pengalaman belajar yang
diberikan kepada calon guru atau instructor akan dapat dijadikan model apabila
kelak mereka menjadi guru atau instruktur. CBSA baik sebagai konsep maupun
pendekatan dalam pengajaran bermaksud merespon berbagai tantangan sebagaimana
diuraikan di atas. Karena itu CBSA sepantasnya mendapat prioritas tinggi untuk
dikuasai kita sebagai calon guru sekolah dasar.
Keaktifan dan
keterlibatan anak itu terwujud dalam partisipasi siswa dalam mendengar,
menulis, bertanya, mengukur, membandingkan, mengatakan, bercerita, menjawab,
bercakap, berdiskusi, dan sebagainya. Keaktifan baik yang tampak maupun yang
tidak tampak, sebenarnya lebih diutamakan pada keaktifan yang tak tampak :
berpikir, menganalisa, memecahkan masalah, dengan menggunakan prinsip, teori,
dan konsep. CBSA bukanlah belajar kelompok atau belajar mengelompok atau
belajar bersama, akan tetapi suatu strategi pendekatan yang mengembangkan
keaktifan semua personil yang terlibat dalam KBM.
Apa
pentingnya CBSA dalam kegiatan belajar-mengajar ???
CBSA kalau diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Karena CBSA dapat mengubah
pribadi siswa yang semual pendiam atau kurang bergaul, menjadi aktif, tanggap,
dan lebih suka bergaul. Pembelajaran akan terasa menyenangkan kalau CBSA dapat
diterapkan dengan baik. Selain itu, CBSA juga menjadikan peserta didik menjadi
mandiri, berani bertanya, memecahkan masalah, dan memanfaatkan informasi yang
ada untuk belajar. Jadi siswa akan lebih senang belajar, karena belajar
menurutnya adalah untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar